Jumat, 26 Desember 2014

PUISI BERTEMA KORUPTOR

KAMI TAHU APA YANG SEHARUSNYA KAMI TIDAK TAHU

Ketika kami menengok ke belakang
Melihat semua yang telah terjadi
Merunduk merenungi fakta yang sudah terjadi
Kadang kami bangga tapi lebih banyak pilunya
    
           Bangga kami saat melihat segelintir prestasi
           Pilu kami saat mendengar segunung koruptor
           Kami sering bertanya dalah hati kecil kami ?
           Apa yang sebenarnya terjadi ?

Apa yang kita harapkan jika berharap ?
Apa yang akan terjadi jika tidak terjadi apa-apa ?
Bagaimana ketika yang terjadi tidak terjadi ?
Terlalu banyak kemungkinan yang bisa terjadi

           Lihatlah mereka yang pandai memainkan kata-kata
           Janji yang mereka ucapakan kini tinggal ucapan belaka
           Mereka lupa dimana mereka memperoleh sebuah tahta
           Inilah yang engkau berikan penindasan terhalus

Seperti upeti yang kami bayar
Sekiranya harapan kami yang indah bisa terwujud
Tapi kosong yang kami dapat
Dimanakah yang katanya ada keadilan
   
            Kami tahu, katanya anda terhormat
            Kami tahu, katanya anda terpimpin
            Kami tahu, katanya anda pelindung
            Kami tahu, itu hanya katanya
Kami juga ingin duduk dikursi empuk,bukan yang keras dimakan usia karena menua
Kami juga ingin melihat dunia dengan jelas bukan dengan proyektor yang pecah gambarnya
Kami ingin melihat perubahan yang terpampang jelas
Jangan teriakan yang mengkorek telingamu, dan melihat kami seperti musuh

           Dengarlah ...
           Simaklah...
           Renungkanlah...
           Bahagiakanlah yang patut dibahagiakan

Kami setiap hari dipanggil berurutkan angka
Menyimak apa yang ingin kami kejar
Sisihkanlah sedikit upeti itu bantu kami, bukan untuk kami, tapi tempat yang kami anggap kerajaan, tempat kami mengejar yang ingin dikejar 
Jangan lupakan yang seharusnya tidak dilupakan

           Berhentilah bersembunyi dari masalah
           Jangan jadikan anarkisme sebagai tameng perlindungan
           Sungguh kami tahu permainan yang tidak ingin kami mainkan
           Sungguh semua akan dipertanggung jawabkan dihari akhir

Kami berseru untuk diperhatikan
Hanya sebatas mengkritik dengan kata-kata halus yang kami lakukan
Bahkan dengan sebuah teriakan anda kadang pura-pura tuli
Inilah kenyataan, ketika kami terikat dengan apa yang seharusnya tidak mengikat

           Ingatlah amanah kalian
           Ingatlah keharusan yang harus diharuskan
           Ingatlah jika anda lupa untuk mengingat
           Kami tahu apa yang seharusnya kami tidak tahu
            

Karya :
  Dedi Rosalam
  Fakultas Teknik
  Jurusan Pendidkan Teknik Elektro
  Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer


0 comments:

Posting Komentar