MATERI I
“Balinese Fisherman”
ASPEK PENILAIAN
1. Aspek Ide / Gagasan
A. Latar Belakang
Lukisan yang berjudul “Balinese Fisherman” yang diciptakan oleh Geret Pieter Adolfs, pelukis dari generasi Mooi Indie, berkebangsaan Belanda. Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 2 Januari 1897 Seorang seniman otodidak yang mempelajari arsitektur di negara Belanda. Kembali ke Indonesia tahun 1922, dan sejak tahun 1925 menjadi pelukis secara total dan sekaligus seorang fotografer handal. Satu gambar dirinya yang digambar secara karikatural, memperlihatkan bentuk telinga yang sangat besar, ditampilkan di surat kabar De Java-Bode edisi 25 November 1938. sebagai tambahan artikeI tentang pameran tunggalnya di Hotel Des Indes Jakarta waktu itu.
Tahun 1940, ia kembali ke Belanda dan tinggal di Hertogenbosch, meskipun terus menggambar obyek-obyek Indonesia saat berada di Belanda, dia tidak mampu mencapai kualitas karya-karya buatan sebelum tahun 1940-an. Sebagai seorang penggambar, pelukis cat air, dan seniman gratis dia telah membuat banyak ilustrasi buku dan menulis beberapa buku seperti Bali and Java (Jakarta, 1938) dan Soerabaja (Amsterdam, 1947) yang dipenuhi dengan ilustrasi karyanya sendiri. Sebelum tahun 1940 ia memberi tanda karyanya dengan pengenal "Ger.P. Adolfs". Setelah perang, saat dia telah berada di Belanda, dia menandainya dengan pengenal 'Adolfs'. Meninggal di 's- Hertogenbosch, Belanda, 1 Februari 1968.
B. Konsep Karya
Lukisan ini bertemakan tentang seseorang yang ingin memancing menggunakan umpan, sehingga seorang Geter Pieter Adolfs meluapkannya kedalam kanvas.
C. Keunikan Gagasan
Lukisan “Balinese Fisherman” ini memiliki keunikan dalam segi pewarnaan yang polos tapi berkelas dan dalam lukisannya juga teerdapat keunikan dari pakaian yang digambarnya yang unik dan gambar pancingannya yang menarik.
2. Aspek Penguasaan Teknis atau Bahan
Lukisan ini dibuat dengan tekhnik yang baik yang dimiliki oleh penciptanya, lukisan ini dibuat di kertas gouache on paper yang berukuran mediun.
3. Aspek Wujud
A. PROPORSI
Proporsi artinya perbandingan ukuran keserasian antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dalam suatu benda atau susunan karya seni (komposisi). Semua teknis atau bahan yang digunakan sangat sesuai dengan selera pandangan karna bahannya lain dari karya-karya yang pernah ada sebelumnya. pada karya ini dalam mengutamakan perbandingan keserasian dan keseimbangan benar-benar sesuai, mulai dari jenis karya ,sampai kombinasi berbagai gambar yang tepat dengan corak warna mencolok yang ada pada keseluruhan karya tersebut, seimbang dengan sudut pandang mata sehingga karya tersebut begitu menarik untuk dilihat setiap orang.
B. KESEIMBANGAN
Keseimbangan (balans) adalah kesan yang didapat karena adanya daya tarik yang sama antara satu bagian dengan bagian lainnya pada susunan karya seni. Dalam karya diatas keseimbangan simetris begitu tampak seimbang antara gambar dengan warna apa yang ada di setiap sisi gambar, sehingga inti gambar diatas dapat terlihat begitu indah berkat dukungan simetris disegala arah
C. IRAMA
Irama (ritme) adalah pengulangan yang terus menerus dan teratur dari suatu unsur atau beberapa unsure. Pengulangan bentuk dan warna dalam menggunakan variasi yang cukup menarik, dan sangat seimbang dari keseluruhan gambar yang ada.
D. KLIMAKS
Klimaks disebut juga dominan, adalah fokus dari susunan karya seni yang mendatangkan perhatian. Lukisan tersebut mendatangkan perhatian bagi masyarakat atau bagi siapa saja yang melihatnya, karna lukisan itu mempunyai nilai tersendiri dan sangat berbeda dengan karya yang lain.
E. KONTRAS
Kontras adalah kesan yang didapat karena adanya dua hal yang berlawanan, misalnya adanya bentuk, ukuran, warna, atau tekstur yang berbeda. Kontraks yang terjadi pada lukisan tersebut yaitu kontras warna dimana warna pink keunguan sebagai latar belakang memberikan efek yang menonjolkan inti dari bentuk yang menggunakan warna yg lebih terang pada lukisan yang satu ini.
F. KESATUAN
Kesatuan (unity) adalah prinsip utama dalam hal penciptaan bentuk. Dengan kesatuan, elemen seni rupa dapat disusun sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan bentuk yang terorganisir dari setiap unsur desain hingga tercapailah suatu karya seni atau sebuah karya desain yang menarik dan harmonis. Lukisan diatas membentuk suatu kesatuan keindahan bagi yang melihatnya, dengan warna yang menarik dan penuh dengan nilai seni meski lukisan ini tidak memiliki judul.
G. KOMPOSISI
Aspek komposisi pada gambar tersebut cukup teratur, karena susunan tema sesuai dengan gambar dan sangat rapi untuk dilihat. akan tetapi tema yang dipilih sama sekali tidak ada dalam pemikiran si pelukis dalam karyanya ini. Komposisi merupakan suatu susunan unsur-unsur seni rupa berdasarkan prinsip seni rupa. Susunan tersebut dikatakan harmonis, apabila tersusun sesuai prinsip-prinsip seni rupa. Susunan yang harmonis tersebut menghasilkan komposisi seni rupa yang baik.
4. Aspek Gaya atau Corak
Dalam penilaian ini, si pelukis memiliki gaya melukis yang kurang, ditandai dengan hasil lukisannya yang kurang menarik, seperti gambar tangannya yang tidak seperti tangan seharusnya.
5. Aspek Selera dan Agama
Selera lukisan diatas merupakan selera yang banyak diminati oleh orang-orang yang beragama islam, Kristen, hindu, budha, bahkan katolik.
MATERI II
“Bebotoh Bali”
ASPEK PENILAIAN
1. Aspek Ide / Gagasan
A. Latar Belakang
Roland Strasser lahir di Wina, Austria, 4 April 1895. Anak dari seorang pemahat, A Strasser. Dia mengikuti pendidikan Seni di Vienna dan melanjutkan pendidikan seni di Munich Jerman. Selama PD I dia menjabat pelukis perang di Angkatan Perang Austria. Perjalanan seni, yang datang ke Indonesia pada tahun 1920, dia tinggal di Jawa, Sumatera, Irian Jaya, dan Bali. Dia berpartisipasi di beberapa pameran di Jakarta, Bandung, dan Surabaya antara tahun 1921 dan 1937. Dia bertemu W Dooyewaard di Bali dan melanjutkan perjalanan ke Cina, Tibet, Mongolia, dan Jepang. Sekitar tahun 1935-1945 bersama istrinya tinggal di Kintamani, Bali.
Terakhir dia tinggal di Santa Monica USA. Pelukis terkenal, juru gambar dan pelukis cat air dalam gaya ekspresionis. Pekerjaan utamanya mengkombinasikan aliran ekspresionis Austria dengan keajaiban dan keindahan Timur Jauh. Dia menulis sebuah buku tentang perjalanan di Cina dan Mongolia yang digambarkan dalam lukisannya 'The Mongolian Horde').
B. Konsep Karya
Lukisan ini bertemekan tentang seseorang yang sangat suka kepada ayam
C. Keunikan Gagasan
Lukisan bebotoh bali memiliki keunikan pada gambar ayam yang sangat bagus dan raut muka pemilik ayang sangat gagah.
2. Aspek Penguasaan Tekhnik
Lukisan ini dibuat dikanvas dengan menggunakan cat air dan menggunakan gaya expresionis. Alat serta bahan yang di gunakan untuk menggambar lukisan tersebut adalah alat-alat yang juga sering di pakai oleh para seniman-seniman internasional lainnya. Dan tak perlu lagi di pungkiri dalam memberikan penilaian sebuah karya seni karna di lihat dari segi lukisan tersebut sudah mencerminkan penguasaan teknis pengguna alat dan bahan yang sangat bagus karna proses pembuatannya menggunakan agen pengikat (lem) kepada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas.
3. Aspek Wujud
A. PROPORSI
Proporsi artinya perbandingan ukuran keserasian antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dalam suatu benda atau susunan karya seni (komposisi). Semua ukuran objek yang satu dengan objek yang lain sangat sesuai dengan keserasian yang ada.
B. KESEIMBANGAN
Keseimbangan (balans) adalah kesan yang didapat karena adanya daya tarik yang sama antara satu bagian dengan bagian lainnya pada susunan karya seni. Dalam karya ini balans sangat terlihat pada penggunaan warna yang seimbang.
C. IRAMA
Irama (ritme) adalah pengulangan yang terus menerus dan teratur dari suatu unsur atau beberapa unsure. Pengulangan bentuk dan warna dalam menggunakan variasi yang cukup menarik, dan sangat seimbang dari keseluruhan gambar yang ada.
D. KLIMAKS
Klimaks disebut juga dominan, adalah fokus dari susunan karya seni yang mendatangkan perhatian. Nilai tersendiri yang ada pada lukisan ini ada pada gambar ayamnya yang mencolok dengan warna putih.
E. KONTRAS
Kontras adalah kesan yang didapat karena adanya dua hal yang berlawanan, misalnya adanya bentuk, ukuran, warna, atau tekstur yang berbeda. Kotras sudah sesuai dengan porsinya pada karya bebotoh bali.
F. KESATUAN
Kesatuan (unity) adalah prinsip utama dalam hal penciptaan bentuk. Dengan kesatuan, elemen seni rupa dapat disusun sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan bentuk yang terorganisir dari setiap unsur desain hingga tercapailah suatu karya seni atau sebuah karya desain yang menarik dan harmonis. Lukisan di atas memiliki keindahan yang menarik dan terorganisir serta warna yang satu menyatu dengan warna lainnya.
G. KOMPOSISI
Komposisi merupakan suatu susunan unsur-unsur seni rupa berdasarkan prinsip seni rupa. Komposisi pada lukisan ini sudah bagus.
4. Aspek Gaya atau Corak
Dalam penilaian ini, si pelukis memiliki gaya expresionis dan pelukis miliki kreatifitas bagus.
5. Aspek Selera dan Agama
Selera lukisan diatas merupakan selera yang banyak diminati oleh orang-orang yang beragama islam, Kristen, hindu, budha, bahkan katolik.
MATERI III
“Penari Remo”
ASPEK PENILAIAN
1. Aspek Ide / Gagasan
A. Latar Belakang
Rustamadji dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 19 Januari 1921. Memulai karier melukis sejak tahun 1938 yang ditempuh dengan cara belajar sendiri. Tahun 1942 - 1947, ia bermukim di kota Malang, Jawa Timur. Dalam tahun 1948 s/d 1955 tinggal di Yogyakarta dan bergabung dengan kawan-kawannya seperti S. Soedjojono, Batara Lubis, Hendra Gunawan almarhum, Soedarso dan lainnya dalam sebuah sanggar. Pada tahun 1952, bersama dengan kawan lainnya mengadakan pameran keliling Indonesia atas sponsor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kemudian tahun 1956 sampai dengan 1968 bersama keluarganya bermukim di Jakarta.
Sejak tahun 1968 bersama keluarganya kembali hidup dan berkarya dikampungnya sendiri Klaten, Jawa Tengah hingga sekarang ini. Disamping melukis, juga membuat karya-karya patung, pada suatu ketika di tahun 1962 timbul inspirasinya untuk melukiskan bulan purnama, maka untuk keperluan itu dia mengasah batu membuat teropong bulan dengan cara yang sederhana maka kemudian bulan pun dilukisnya. Dalam proses melukis bulan itulah Rustamadji kemudian merasa sanggat dekat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa seru sekalian alam semesta, yang telah melimpahkan rahmat, rezeki, nikmat, bakat sepanjang kehidupan. Sebagai perkembangan lebih lanjut maka tahun 1965-1971 dalam mendalami hidup, mengalami terbukanya hijab sehingga dia telah banyak menulis tentang ‘ketuhanan’ mencapai berjilid-jilid jumlah dalam bentuk stensilan atau cetakan yang sangat sederhana dan buku tersebut kemudian dibagikan kepada sahabat-sahabat dekatnya.
Salah satu karyanya yang berjudul ‘Pohon Nangka’ telah dikoleksi oleh Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno, yang kemudian digantungkan dalam buku seni lukis Indonesia Koleksi Bung Karno pada penerbitan pertama edisi II. Lukisannya yang lain telah menjadi koleksi Adam Malik, Joop Ave, Yakob Utama serta kolektor lainnya. Karya-karya patung yang pernah dibuatnya antara lain ‘Hamengku Buwono IX’ dibuat dengan bahan batu gunung, merupakan patung besar yeng berukuran lebih kurang 0,75 x 120 cm, karya tersebut diserahkan kepada Museum Sono Budoyo Yogyakarta. Sebuah patung kecil ‘Potret Diri’ Direktorat Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian ditempatkan pada Museum seni rupa Fatahillah Jakarta.
Bersama rekan-rekan pematung lainnya, pernah menggarap karya monumental ‘Tugu Muda’ yang dikerjakan pada tahun 1953 di Semarang, kemudian mengerjakan bass relief dan patung di Museum Corp Polisi Militer di Jakarta pada tahun 1954. Dalam tahun 1958 mengerjakan patung ‘Wage Rudolf Soepratman’ dengan bahan batu, hingga kini patung tersebut masih terpasang di halaman Sekolah Musik Indonesia di Yogyakarta. Karya patung ‘Erlangga’ yang di buat pada tahun 1962 dengan bahan perunggu, hingga saat ini masih terpasang megah di halaman dalam Hotel Indonesia. Setelah selesai mengerjakan patung ‘Erlangga’ kesehatannya terganggu sehingga sanggat jarang keluar rumah yang menyebabkan hubungan dengan rekan-rekan seniman lainnya agak terganggu.
Kendati demikian dengan sisa tenaga dan kemampuan yang dimiliki dia terus melukis dengan tekun sekalipun tak pernah terbayang kemungkinan untuk mengadakan pameran. Satu demi satu karyanya diselesaikan kemudian dinikmatinya sendiri sebelum disimpan hingga mencapai jumlah 50 lukisan yang di buat dari bahan cat minyak diatas kanvas dalam berbagai ukuran kecil (40 x 50 cm) dan ukuran besar (210 x 390 cm). Selama hampir 23 tahun sejak tahun 1958 - 1981, Rustamadji seolah-olah hidupnya terasing dan terpencil agaknya terlepas dari barisan parade seni rupa Indonesia yang teramat riuh pertumbuhannya pada saat itu. Barulah pada bulan Agustus 1981. Muncul kembali dengan pameran tunggalnya yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki.
B. Konsep Karya
Lukisan ini bertemekan tentang seseorang pria yang menari.
C. Keunikan Gagasan
Lukisan penari remo memiliki keunikan pada gambar baju atau pakaian yang dikenakan dan pewarnaannya.
2. Aspek Penguasaan Tekhnik
Lukisan ini ini dibuat dikanvas menggunakan cat air
3. Aspek Wujud
A. PROPORSI
Proporsi artinya perbandingan ukuran keserasian antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dalam suatu benda atau susunan karya seni (komposisi). Objek yang ada pada lukisan di atas sangat sesuai dengan ukuran objeck lain serta memliki keserasian.
B. KESEIMBANGAN
Keseimbangan (balans) adalah kesan yang didapat karena adanya daya tarik yang sama antara satu bagian dengan bagian lainnya pada susunan karya seni. Dalam karya ini balans sangat terlihat pada penggunaan warna yang seimbang.
C. IRAMA
Irama (ritme) adalah pengulangan yang terus menerus dan teratur dari suatu unsur atau beberapa unsure. Pengulangan pada gambar ini terlihat pada gambar selendangnya.
D. KLIMAKS
Klimaks disebut juga dominan, adalah fokus dari susunan karya seni yang mendatangkan perhatian. Nilai tersendiri pada gambar diatas terlentak pada gaya penari dalam berpose dan keunikan pakaiannya.
E. KONTRAS
Kontras adalah kesan yang didapat karena adanya dua hal yang berlawanan, misalnya adanya bentuk, ukuran, warna, atau tekstur yang berbeda. Kotras sudah sesuai dengan porsinya pada karya penari remo.
F. KESATUAN
Kesatuan (unity) adalah prinsip utama dalam hal penciptaan bentuk. Dengan kesatuan, elemen seni rupa dapat disusun sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan bentuk yang terorganisir dari setiap unsur desain hingga tercapailah suatu karya seni atau sebuah karya desain yang menarik dan harmonis. Lukisan diatas memiliki kesatuan yang bagus seperti yang terlihat gambar latarnya sesuai dengan warna kulit ataupun pakaian si penari.
G. KOMPOSISI
Komposisi merupakan suatu susunan unsur-unsur seni rupa berdasarkan prinsip seni rupa. Komposisi pada lukisan ini sudah bagus.
4. Aspek Gaya atau Corak
Dalam penilaian ini, si pelukis memiliki gaya expresionis dan pelukis miliki kreatifitas bagus.
5. Aspek Selera dan Agama
Selera lukisan diatas merupakan selera yang banyak diminati oleh orang-orang yang beragama islam, Kristen, hindu, budha, bahkan katolik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lukisan adalah suatu karya yang sangat indah apabila diciptakan dengan kreativitas yang tinggi serta keterampilan dan keahlian yang dimiliki pelukisnya. Lukisan memiliki berbagai banyak jenis dan memiliki beberapa aspek penilaian
B. SARAN
Lukisan yang indah tidak selamanya sempurna tapi ketidak sempurnaan itu yang membuatnya dia unik. Apabila ada salah kata atau kesalahan mohon dimaafkan.
terima kasih banyak gan
BalasHapus