Kamis, 20 November 2014

APRESIASI SENI RUPA



APRESIASI SENI RUPA

1.  Apresiasi Seni
Apresiasi berasal dari bahasa Latin appretiatus yang berarti mengerti serta menyadari sepenuhnya hingga mampu menilai semestinya, dalam bahasa Inggris berasal dari kata appreciationyang berarti menghargai. Kaitannya dengan seni menurut Arini (2008: 310) kata apresiasi diartikan sebagai berikut: mengerti dan menyadari tentang hasil karya seni serta menjadi peka terhadap nilai estetisnya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya seni tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa apresiasi itu adalah kemampuan seseorang menikmati, mengamati, memghayati serta menilai sekaligus memberi masukan berupa kritikan yang objektif tanpa kehilangan rasa simpati terhadap sebuah karya seni.
Apresiasi seni merupakan kegiatan seni yang mengembangkan tingkat apresiasi siswa pada kesenian. Secara konseptual kegiatan ini menumbuh-kembangkan potensi siswa dalam kepekaan estetik, wawasan, kreativitas serta mengembangkan potensi pribadi. Khususnya kepercayaan diri, sikap, dan pengambilan keputusan. Perkembangan potensi ini tidak bersifat parsial, tetapi menyeluruh. Seorang anak yang mendapatkan apresiasi seni cukup, ia akan menjadi anak yang dapat mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan yang kreatif, inovatif, dan bervariatif. Ia gampang diajak berdialog tentang kesenian, dan selalu bergairah untuk diajak berkegiatan, walaupun itu sesuatu yang baru dikenalnya. Ia mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Kepekaan estetik merupakan kemampuan mereaksi terhadap sesuatu yang bernilai seni. Kepekaan tersebut banyak tergantung pada keahlian/keterampilan, pengetahuan dan minat khusus pada bidang seni yang digeluti. Dengan terpenuhinya ketiga hal tersebut akan menunjang tumbuhnya sikap apresiatif terhadap seni (Dahlan, 1991: 11).
Salah satu pendukung sikap apresiatif terhadap seni adalah pemahaman kaidah-kaidah seni, misalnya komposisi, proporsi, keseimbangan, harmonis, irama, kesatuan, dinamika dan sebagainya. Walaupun sifatnya teoritis tetapi dalam pelaksanaannya kaidah-kaidah tersebut merupakan pertimbangan obyektif dalam mengapresiasi, kemudian dalam pelaksanaannya hal itu mengalami improvisasi sejalan dengan kematangan seseorang dalam mengapresiasi.


2.  Aspek-aspek penilaian dalam apresiasi karya seni

Ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam menilai sebuah karya seni, walaupun tidak mutlak semua aspek tersebut digunakan karena tidak semua karya seni cocok dengan ukuran penilaian tersebut. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah:

a.  Aspek ide/gagasan
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.

b.  Aspek penguasaan teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan punya nilai. Ketidakterampilan dalam penggunaan teknik akanberdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian sebuah karya seni.
c.    Aspek penguasaan bahan
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.

d.  Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu mempertim-bangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu dipertimbangkan dalam kegunaan adalah segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan dalam penggunaannya.
e.  Aspek wujud (form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi,keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity).Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi wujud atau form.

f.    Aspek gaya atau corak
Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi individual seorang seniman. Seorang yang mempunyai watak yang keras akan tercermin karya-karya yang keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya atau corak seseorang dalam menciptakan karya seni, perlu juga dipertimbangkan dalam penilaian pada sebuah apresiasi.

g.  Aspek kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas,misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.

h.  Aspek tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian dari seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, tentunya harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan suatu rumah makan besar.

i.    Aspek selera dan agama
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat digunakan oleh orang banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya dengan selera dan agama yang dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus dipertimbangkan hal-hal yang sedang menjadi trend di masyarakat, misalnyadari segi model/bentuk, warna, ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal agama, hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya penerapan motif pada karya seni yang diciptakan, motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena jika tidak demikian karya seni yang diciptakan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.

3.  Pameran seni
Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi seniman, pengamat seni, maupun bagi perkembangan  seni rupa pada umumnya.
Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan, dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran heterogen. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan satu karya seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan lain sebagainya.Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.
Dengan adanya pameran, karya-karya para seniman akan dilihat oleh masyarakat sehingga para seniman dituntut untuk menghasilkan karyanya yangterbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah, dan hal ini menjadi pendorong bagi seniman untuk meningkatkan kemampuannya dalamberkarya.
Dengan kemajuan teknologi informasi, pameran dapat juga dilakukan di dunia maya atau internet. Melalui internet tertentu dapat dikunjungi galeri, museum, atau tempat pameran lainnya dalam sebuah situs yang didesain untuk pameran. Mengingat fasilitas ICT di SMK Negeri 1 Watansoppeng cukup mendukung, maka dicoba untuk mengembangkan kegiatan tersebut yakni mengunjungi pameran lewat internet.
Pameran yang dapat diakses tidak hanya pameran yang sedang berlangsung, tetapi juga didokumentasi pameran yang berlangsung sebelumnya. Kegiatan ini semakin menemukan bentuknya dengan tumbuhnya beragam seni rupa alternatif atau yang lebih dikenal dengan istilah seni rupa kontemporer.  Sebuah karya atau peristiwa seni yang berlangsung di belahan dunia berbeda dapat dikunjungi secara langsung (on-line) melalui layar monitor. Misalnya Maki Ueda seorang perupa kontemporer dari Jepang membuat sebuah proyek seni Hole in the Earth hasil kerjasama dengan mitranya di Belanda. Ueda menempatkan sebuah monitor dan kamera di Pesantren Daarur tauhid pimpinan Aa Gym  di Bandung, sehingga para pengunjung dapat berkomunikasi secara langsung dengan siapapun yang kebetulan melakukan hal yang sama di Rotterdam Belanda.
Kegiatan pameran ini dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi di sini dapat diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa juga penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan. Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka, melainkan suatu proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni, dan melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni sehingga nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan komprehensif.
Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga diartikan sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan, dapat merasakan kesenangan atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton film atau menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.



























BAB II

KOMPOSISI

 

Komposisi adalah penyusunan unsure-unsur desain untuk mewujudkan suatu bentuk perencanaan. Dalam penyusunan unsure-unsur desain perlu mengikuti prinsip-prinsip tertentu supaya dapat menghasilkan bentuk perencanaan yang baik
            Hal lain yang perlu dimengerti adalah bahwa suatu karya yang berupa perencanaan atau desain tidak dapat lepas dari bentuk dan kegunaan barang yang akan diciptakan, selera produsen maupun konsumen serta tempat terciptanya karya-karya tersebut.
            Sebagai dasar penyusunan unsure-unsur desaiin harus mengikuti beberapa faktor:
1.    Kesatuan
Kesatuan dalam komposisi atau penyusunan unsure-unsur desain ialah bentuk kebulatan yang tergabung menjadi satu. Maksud penggabungan tersebut ialah agar saling mengisi dan melengkapi serta tidak terlihat penonjolan dari setiap unsure tersebut. Kebulatan unsure-unsur yang disusun menjadi suatu desain harus betul-betul selaras, seimbang dan mengandung irama tertentu sesuai dengan peranan dan fungsi desain yang dimaksud.
Ada beberapa macam kesatuan yang perlu dimengerti dalam penyusunan unsure-unsur desain, antara lain:
a.    Kesatuan statis.
Kesatuan statis banyak terlihat dalam desain yang terdiri dari susunan unsure-unsur bentuk atau bangunan simetris. Unsur-unsur tersebut berupa pola-pola teratur yang diterapkan berulang-ulang dan keadaannya seragam serta kurang bervariasi.
b.    Kesatuan dinamis
Kesatuan dinamis terlihat pada desain yang disusun terdiri dari unsure-unsur bentuk tumbuh-tumbuhan, binatang dan bentuk lain yang menyerupai spiral. Perwujudannya yang menjadi bentuk yang memiliki banyak variasi dan kelihatan gerakan-gerakan tertentu yang menghidupkan bentuk tersebut.
c.    Kesatuan ide
Suatu bentuk desain yang dibuat dengan dasar kesatuan idea tau kesatuan gagasan akan terlihat keutuhannya. Sebaliknya apabila pembuatan desain tersebut berdasarkan bermacam-macam idea tau gagasan tanpa adanya kompromi, maka hasilnya akan tampak kacau balau.
2.    Irama
Irama atau ritme ialah suatu pengulangan secara terus-menerus dan teratur dari unsure-unsur tertentu.Untuk menyusun unsure-unsur yang baik perlu memperhatikan irama. Dengan irama suatu hasil karya terlihat teratur bentuk secara keseluruhan, baik secar tetap maupun bervariasi, maka penyusunan unsure desain tersebut dapat dikatakan hamper mencapai hasil.
Untuk memperoleh irama yang baik, ada lima macam cara penyusunan unsure desain, sebagai berikut:
a.    Irama tetap dan teratur
b.    Irama yang bervariasi
c.     Irama dengan perbandingan
d.    Irama denga gerak garis  terusan
e.    Irama bebas.
3.    Keselarasan
Keselarasan atau harmoni ialah persesuaian dari penyusunan unsure-unsur desain antara keadaan yang ekstrim dan tidak ekstrim atau bentuk yang serasi dan tidak serasi.
Pada dasarnya ada dua macam bentuk keselarasan, yakni:
a.    Keselarasan unsure-unsur
Keselarasan unsure-unsur adalah keselarasan yang ditimbulkan oleh adanya kesamaan bentuk, warna dan penyusunan unsure-unsur yang diperlukan.
b.    Keselarasan fungsi
Keselarasan fungsi atau kegunanaan ialah keselarasan dari bentuk-bentuk benda yang tidak sama, tetapi diasosiasikan dengan penggunaan benda tersebut. Sebagai coontoh, suatu bentuk kunci nada balok dengan music, bentuk burung hantu dengan buku atau alat tulis dalam pendidikan, maupun bentuk-bentuk symbol yang lain.
4.    Keseimbangan
Keseimbangan atau balans dalam desain dimaksudkan sebagai penyusunan unsure-unsur desain dengan komposisi yang seimbang atau tidak berat sebelah. Keseibangan tersebut diperoleh dengan cara mengelompokkan bentuk dan warna, maupun unsure yang lain di sekitar titik pusat. Apabila diterapkan unsure yang berat dan berbobot, penempatannya di atur agak dekat pusat, sedangkan apabila terdapat unsure yang kecil dan ringan penempatannya di atur agak jauh dari pusat.
Ada dua macam keseimbangan dalam penyusunan unsure-unsur desain, yakni keseimbangan formil dan informil.
a.    Keseimbangan formil
Keseimbangan formil ialah penyusunan unsure-unsur desain yang masing-masing memiliki daya tarik yang sama. Penyusunan unsure dalam keseimbangan formil memberikan kesan tenang, agung dan enak dinikmati.
b.    Keseimbangan informil
Keseimbangan informil ialah bentuk keseimbangan yang pengaturan unsure-unsurnya tidak sama antara jarak unsure satu dengan yang lain dari titik pusat. Jauh dekatnya jarak tersebut disesuaikan dengan berat, ringan dan besar kecilnya unsure yang diatur.Keseimbangan informil keadaannyalebih unik dan rumit, namun kesannya sangat halus, apabila dibandingkan dengan keseimbangan sederhana. Keseibangan informil dapat memberikan banyak variasi serta corak-corak yang beraneka ragam.

5.    Kontras
Keadaan dikatakan kontras apabila satu bagian dari sesuatu dengan keadaan berlawanan. Dalam keadaan sehari-hari terlihat hal-hal yang kontras misalnya siang dan malam, gelap dan terang, panjang dan pendek, tinggi dan rendah. Demikian pula dalam penyusunan unsure-unsur desain, kontras ialah penggunaan unsure-unsur yang saling menunjukkan perlawanan. Apabila unsure tersebut berupa warna, maka yang dipakai warna gelap dan terang, sedang apabila unsure tersebut berupa bentuk, misalnya bentuk berukuran besar dan kecil.
6.    Proporsi
Pembuatan suatu desain seringkali dihadapkan pada beberapa masalah yang harus diatasi yakni:
-       Bagaimana car menempatkan unsure-unsur supaya dapat menarik
-       Bagaimana cara menentukan ukuran dan bentuk secara tepat
-       Bagaimana menerapkan unsure-unsur supaya selaras dan seimbang.
Supaya hal tersebut dapat diatasi perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a.    Seorang perancang perlu mengetahui cara menciptakan hubungan keluasan yang baik.
b.    Membuat perubahan-perubahan bentuk dalam penglihatan sesuai dengan yang dikehendaki
c.    Untuk menentukan besarnya ukuran harus mengetahui perbandingan yang baik.
7.    Klimaks
Dalam menyusun unsure desain, selain disusun unsure-unsur sebagai pelengkap, diterapkan suatu unsure yang merupakan inti dari keseluruhan penyusunan tersebut. Dipandang secara keseluruhan, unsure inti tersebut merupakan pusat perhatian.
Untuk dapat menimbulkan pusat perhatian, penyusunan unsure-unsur dilakukan dengan cara sebagai berikut”
a.    Mengelompokkan objek-objek tertentu
b.    Menggunakan kontes warna
c.    Menerapkan suatu unsure yang kecil tetapi memiliki pengaruh besar terhadap keluasan ruang desain.
d.    Membuat latar belakang yang sederhana disekeliling objek
e.    Menempatkan sesuatu yang lain dalam penyusunan unsur tersebut, sehingga timbul sesuatu yang merupakan klimaks.
8.    Pewarnaan
Yang dimaksud dengan pewarnaan ialah penerapan unsur warna yang tepat dan sesuai dalam suatu bentuk desain. Pewarnaan dapat merupakan  unsur pokok maupun sekedar unsur pembantu dari unsur-unsur lain.

3 komentar:

  1. boleh tau ga kamu nulis aspek aspek penilaian apresiasi sumbernya dari mana? buku atau apa? makasih sblmnya

    BalasHapus