Jumat, 02 Januari 2015

MAWARIS




             Mawaris adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembagian harta warsan. Ilmu mawaris disebut juga ilmu faraid. Harta waris ialah harta peninggalan orang mati. Didalam Islam, harta waris disebut juga tirkah yang berarti peninggalan atau harta yang ditinggal mati oleh pemiliknya. Dikalangan tertentu, harta waris disebut juga harta pusaka. Terkadang hubungan persaudaraan dapat terputus karena terjadi persengketaan dalam pembagian harta tersebut. Islam hadir memberikan petunujuk cara pembagian harta waris. Pembagian harta waris tersebut dijelaskan dasar-dasar hukumnya pada Q.S An-Nisa [4]; 7 dan 12:

a. Harta Waris sebelum diBagi
  
               Apabila seorang muslim meninggal dunia dan meninggalkan harta benda, maka setelah mayat tersebut dikuburkan keluarganya wajib mengelola harta peninggalannya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pertama, membiayai perawatan jenasahnya
2. Kedua, Membayar zakatnya apabila simayat belum mengeluarkan zakat sebelum meninggal
3. Ketiga, membayar utang-utangnya apabilamayat meninggalkan utang.
4. Keempat, membayarkan wasiatnya, jika mayat berwasiat sebelum meninggal dunia
5. Kelima, setelah dibayarkan semua, tentukan sisa harta pennggalan mayat sebagai harta pusaka      yang dinamai tirkah atau mauruts atau harta yang dibagikan kepada ahli waris mayat berdasarkan ketentuan hukum wars islam.

b. Asbabul Irsi dan Mawan'ul Irsi

 1. Asbabul Irsi (sebab-sebab memperoleh harta warisan)
                 Seseorang berhak memperoleh harta waris disebabkan oleh hal berikut :
         a. Perkawinan
         b. Kekerabatan
         c. Memerdekakan orang yang meninggal (jika pernah menjadi budak)
         d. Ada hubungan sesama muslim (jika yang meninggal tidak memiliki ahli waris)
2. Mawani'ul Irsi (Sebab terhalang memperoleh harta waris)
         a. Ia menjadi budak
         b. Ia membunuh orang yang meninggalkan warisan
         c. Berbeda agama dengan yang meninggalkan warisan
         d. Ia murtad

c. Ahlul Irsi (Ahli Waris)

                  Ahli wars adalah orang yang mempunyai hubungan dengan simayat. Hubungan itu bisa berupa perkawinan, hubungan nasab (keturunan) atau pernah memerdekakan si mayat jika menjadi budak. Ahli waris dibagi 3 macam :
1. Ahli waris zawil furud
          Ahli waris yang sudah ditentukan besar sedikit bagiannya, misalnya :
   a.  Suami memperoleh setengah dari harta peninggalan isteri tidak meninggalakan anak. Apabila             isteri meninggalkan anak bagian suami seperempat.
   b.  Isteri mendapatkan seperempat dari harta peninggalan suami jika suami tidak meninggalkan               anak. Apabila suami meninggalkan anak, bagian isteri seperdelapan.
2. Ahli waris asabat
          Ahli waris asabt adalah ahli waris yang belum dtentukan banyak sedikitnya yang diterima, bahkan ada kemungkinan asabat tidak memperoleh bagian sama sekali. Hal ini dipengaruhi ahli zawil furud. Asabat menjadi tiga macam, yaitu asabat binafsih, asabat bil-gair, dan asabat ma'al-gair.
a. Asabat binafsih, yatu ahli waris yang secara otomatis dapat menjadi asabat, tanpa sebab yang lain,       Mereka itu ialah :
         1. Anak laki-laki,cucu laki-laki terus kebawah garis laki-laki
         2. Bapak, Kakek, terus ke atas garis laki-laki
         3. Saudara laki-laki sekandung atau sebapak 
         4. Anak saudara laki-laki sekandung dan sebapak
         5. Paman sekandung dengan bapak atau sebapak saja
         6. Anak laki-laki paman sekandung dengan bapak atau sebapak
b. Asabat bil-gair, yaitu ahli waris yang dapat asabat apabila ditarik ahli waris lain. Maereka ialah :
         1. Anak perempuan karena ditarik anak laki-laki
         2. Cucu perempuan karena ditarik cucu laki-laki
         3. Saudara perempuan sekandung karena ditarik saudara laki-laki sekandung
         4. Saudara perempuan sebapak karena ditarik saudara laki-laki sebapak
c. Asabat ma'al-gair, yaitu ahli waris yang menjadi asabat bersama ahli waris lainnya. Mereka ialah :
         1. Saudara perempuan sekandung sekandung bersama dengan anak perempuan atau cucu                         perempuan.
         2. Saudara perempuan anak perempuan bersama dengan anak perempuan atau bersama cucu                     perempuan.
3. Ahli waris zawil arham
             Ahli waris zawil arham ialah ahli waris yang sudah jauh hubungan kekeluargaannya dengan mayat. Ahli waris ini tidak mendapat bagian, kecuali karena mendapat pemberian dari zawil furud dan asabat atau karena tidak ada ahli waris lain.



           

0 comments:

Posting Komentar